Pedoman Teknis HAY TAYO


KERANGKA ACUAN

INOVASI UNIT FARMASI

PUSKESMAS CIDERUM

Pendahuluan

Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative), yang dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Puskesmas merupakan salah satu unit dari pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang memiliki tanggung jawab dalam menyelenggarakan suatu pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan. Puskesmas juga merupakan bagian dari suatu organisasi pelayanan kesehatan dalam hal jasa pelayanan publik. Pelayanan di puskesmas diantaranya adalah pelayanan obat (Dirjen POM, 1995)

Dalam pelayanan dipuskesmas permasalahan umum yang biasanya terjadi adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang cara penggunaan obat yang baik, seperti dosis, cara pakai, cara penyimpanna dan efek samping obat. . Masalah ini muncul biasanya dipengaruhi oleh sistem pelayanan obat di puskesmas yang kurang maksimal serta kurangnya sosialisasi kepada masyarakat. 

Jenis pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan suatu pelayanan yang bertanggung jawab kepada pasien yang bersinggungan langsung dengan sediaan farmasi dengan tujuan untuk mencapai hasil yang maksimum untuk meningkatkan mutu dari kehidupan pasien, yang meliputi sistem pengelolaan obat (perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penggunaan obat dan pendistribusian obat), bahan medis yang habis pakai serta pelayanan farmasi klinik dengan memaksimalkan manfaat tenaga, dana, sarana dan prasarana serta metode tata laksana yang sesuai dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal baru, pembaharuan, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Kata kuncinya adalah hal yang baru, pembaharu dan penemuan baru.

Didalam kegiatan puskesmas yang berorientasi kesehatan masyarakat sebetulnya banyak  sekali kegiatan yang bisa di katakan sebagai kegiatan pembaharu. Kegiatan inovatif yang fungsinya sebagai penunjang kegiatan pokok yang sudah ada. Disamping sebagai penunjang, kegiatan ini juga 
dapat dijadikan sebagai tolak ukur kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan sebelumnya.

Salah satu masalah serius yang dihadapi dunia yaitu penggunaan obat yang tidak rasional. Penggunaan obat yang tidak tepat ini dapat terjadi dalam praktek swamedikasi. Swamedikasi ini merupakan fenomena yang terjadi secara global baik negara maju maupun di negara berkembang.  Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat) merupakan program yang dibuat oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2015 sebagai salah satu upaya untuk  menjawab berbagai permasalahan yang ada di masyarakat terkait obat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran efektivitas GeMa CerMat dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang aspek aspek penggunaan obat yang benar.

Penggunaan obat yang tidak rasional akan mengakibatkan berbagai permasalahan, antara lain kegagalan terapi, efek samping obat, resistensi antimikroba, memburuknya penyakit, meningkatnya kebutuhan rawat inap dan meningkatnya biaya pengobatan, hingga kematian. Menyadari bahwa penggunaan obat yang tidak rasional merupakan masalah kesehatan yang terus berkembang di seluruh dunia, selama lebih dari 30 tahun WHO telah memperkenalkan konsep obat esensial dan menerapkan kebijakan dalam meningkatkan penggunaan obat rasional untuk peningkatan
keselamatan pasien (patient safety) dan mutu pelayanan kesehatan. 

Implementasi dari konsep tersebut dilakukan negara di dunia melalui kebijakan dan melalui proses yang beragam. Resistensi antimikroba merupakan salah satu akibat penggunaan obat secara tidak rasional yang ditemukan di seluruh belahan dunia, dan merupakan tantangan terbesar untuk kesehatan masyarakat global saat ini karena merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, dan kejadiannya semakin meningkat. Meskipun resistensi antimikroba merupakan fenoma alami, sekarang ini kejadian resistensi antimikroba diperbanyak oleh penyalahgunaan obat antimikroba, pengobatan yang tidak adekuat atau tidak adanya program untuk pencegahan dan kontrol, kualitas pengobatan yang buruk, lemahnya kemampuan laboratorium, surveilens yang tidak adekuat dan kurangnya regulasi terhadap penggunaan pengobatan antimikroba. Mekanisme resistensi baru, muncul dan menyebar secara global yang membutuhkan perhatian disemua sektor, baik pemerintahan ataupun masyarakat. Resistensi antimikroba (Antimicrobial Resistance, AMR) juga mengancam kemampuan kita untuk mengobati penyakit infeksi menular yang efektif terhadap berbagai infeksi yang semakin meningkat yang disebabkan oleh bakteri, parasit, virus, dan jamur. Resistensi antimikroba mengakibatkan penyakit yang berkepanjangan, kecacatan, dan kematian.

Praktik penggunaan obat yang tidak bijak/tidak rasional masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Informasi obat yang tercantum pada kemasan obat, sering tidak diperhatikan dan dipahami dengan baik oleh masyarakat. Penggunaan obat oleh masyarakat tanpa informasi yang memadai dapat, menyebabkan masalah kesehatan baru, seperti kelebihan dosis (over dosis), kejadian efek samping maupun interaksi obat atau penyalahgunaan obat. Salah satu masalah yang  kini menjadi perhatian utama adalah masalah kekebalan atau resistensi antimikroba, akibat 
penggunaan antibiotik secara tidak bijak, baik oleh masyarakat maupun tenaga kesehatan.



    1. Tujuan
      Tujuan Umum
      1. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara benar
      2. Meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih,  mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat secara benar
      3. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
       Tujuan khusus
      1. menunjang kegiatan pokok yang sudah ada
      2. Menjadi tolak ukur kegiatan yang sudah ada

Rincian kegiatan

  1. Mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan inovatii program
  2. Menganalisis hasil identifikasi peluang inovasi
  3. Memasukkan program inovasi ke dalam perencanaan Puskesmas Ciderum
  4. Melakukan Sosialisai kepada masayarakat bahwa Puskesmas Ciderum memiliki
  5. program inovatif untuk menunjang kegiatan pokok Puskesmas Ciderum.
  6. Mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut
Sasaran
Lintas program, lintas sektor dan masyarakat.

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Evaluasi pelaksanaaan kegiatan

Evaluasi inovasi program dilaksanakan setahun sekali pada bulan Desember

Pencatatan dan pelaporan

Kegiatan inovasi program dicatat dan dilaporkan dalam bentuk laporan kegiatan dan dokumentasi foto.